Bacaan Doa Iftitah Dalam Shalat Sesuai Sunnah Nabi SAW. Dilengkapi Latin dan Terjemah. Serta Keutamaannya, Membuka Pintu Langit

AL-Munawar ~ Bacaan doa iftitah hukumnya sunnah baik saat mengerjakan shalat wajib maupun sholat sunnah. Doa iftitah dibaca setelah takbiratul ihram pada rakaat pertama dan sebelum membaca Surat Al-Fatihah. 

Bagi makmum masbuq atau yang tertinggal dalam jemaah, jika masih mendapati imam berdiri di sunnah-kan membaca doa iftitah. Namun, bila mendapati imam sudah rukuk atau tahiyat tidak di sunnah-kan membaca doa iftitah.

Bacaan doa iftitah bersumber dari Hadis Nabi yang diriwayatkan Imam Ahmad. Berikut redaksinya:

  عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا كَبَّرَ اسْتَفْتَحَ، ثُمَّ قَالَ: " {وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ} [الْأَنْعَامِ: 79] ، {إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ}

Dari Ali radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah SAW apabila telah melakukan takbiratul ihram membuka salatnya dengan bacaan doa iftitah, yaitu firman-Nya: 

Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (Al-An'am: 79) dan firman-Nya:

Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Surat Al An'am: 162), hingga akhir ayat berikutnya. Doa iftitah itu merupakan bentuk penghambaan diri manusia kepada Allah sebagaimana dalam Firman-Nya:

{قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} 

Katakanlah, "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah. Tuhan semesta alam." (Al-An'am: 162} Dalam Tafsir Ibnu Katsir menerangkan bahwa sesungguhnya salatnya hanyalah untuk Allah, dan ibadahnya hanya semata-mata untuk Allah, tiada sekutu bagi-Nya.

Hal ini sama dengan yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain, yaitu: 

{فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ}

Artinya: Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah. (Al-Kausar: 2) Ayat ini berisi perintah Allah kepada orang-orang beriman agar berikhlaslah kamu untuk Dia dalam salat dan kurbanmu. Karena sesungguhnya orang-orang musyrik menyembah berhala dan menyembelih untuk berhala.  

Karena itu, Allah memerintahkan kepada Nabi-­Nya agar membedakan diri dengan mereka dan menyimpang dari kebiasaan yang mereka lakukan, serta menghadapkan diri dengan seluruh tekad dan niat yang tulus dalam berikhlas kepada Allah SWT. Doa iftitah yang dibaca dalam shalat banyak versinya. Berikut ragam doa iftitah yang bisa diamalkan: 

Doa Iftitah Pertama

اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَشِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا . اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ . لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ . 

“Allaahu akbar Kabiroo Walhamdulillaahi Katsiiraa, Wa Subhaanallaahi Bukratan Wa’ashiilaa, Innii Wajjahtu Wajhiya Lilladzii Fatharas Samaawaati Wal Ardha Haniifan Musliman Wamaa Anaa Minal Musyrikiin. Inna Shalaatii Wa Nusukii Wa Mahyaaya Wa Mamaatii Lillaahi Rabbil ‘Aalamiina. Laa Syariikalahu Wa Bidzaalika Umirtu Wa Ana Minal Muslimiin.”

Artinya: “Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau dalam keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim (Orang-orang yang berserah diri).” 

Doa Iftitah Versi Kedua:

 اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ 

Allaahu Akbar kabiira, walhamdu lillaahi katsiira, wasubhaanallaahi bukratawwa ashiila. wajjahtu wajhiya lilladzii fatharassamaawaati wal ardha haniifam muslimaw wamaa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahi Rabbil ‘aalamiina. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin.

Artinya: "Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagi-Nya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim)." 

Doa iftitah singkat:

 اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ 

“Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin” (HR.Bukhari 2/182, Muslim 2/98)

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ

Maha suci Engkau, ya Allah. Ku sucikan nama-Mu dengan memuji-Mu. Nama-Mu penuh berkah. Maha tinggi Engkau. Tidak ilah yang berhak disembah selain Engkau” (HR.Abu Daud 1/124, An Nasa-i, 1/143, Dari sahabat Abu Sa’id Al Khudri).

Pembuka Pintu Langit 

Doa iftitah merupakan salah satu doa inisiatif dari sahabat nabi ketika pelaksanaan shalat berjamaah. Akan tetapi, karena Nabi begitu terpukau dengan doa ini, akhirnya bacaan doa iftitah mendapat pengakuan dari Rasulullah Saw dan masuk dalam salah satu sunnah yang dikerjakan dalam shalat. Hal ini berdasarkan sebuah kisah ketika sahabat Nabi mengucapkan doa tersebut dalam shalat dan terdengar oleh Rasulullah Saw. 

Dikutip dari pecihitam.org, seusai shalat Nabi Saw kemudian bertanya siapa yang membaca doa tadi. Nabi SAW menjelaskan jika dirinya takjub karena doa ini mampu membuka pintu langit. Kisah keajaiban doa iftitah ini terdapat dalam hadist shahih riwayat Imam Muslim yang menceritakan tentang sahabat yang menjadi makmum Rasulullah Saw. Ketika shalat salah seorang sahabat membaca doa hingga terdengar oleh jamaah di sampingya. Bacaan tersebut yaitu:

اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا  وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا

“Sungguh Allah Maha besar, segala puji hanya bagi-Nya dengan pujian yang banyak. Mahasuci Allah di pagi dan petang hari” Ternyata Rasulullah SAW mendengar doa yang dibaca salah seorang sahabat tersebut. Seusai shalat beliau Saw kemudian bertanya kepada para sahabat beliau. “Siapa yang tadi mengucapkan kalimat ini dan ini ?” Rupanya beliau mendengar doa itu. “Saya, ya Rasulullah,” jawab sahabat tadi. Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku takjub dengan doa itu. Pintu-pintu langit dibuka karenanya.” (HR. Imam Muslim) Wallahu A'lam.

Posting Komentar untuk "Bacaan Doa Iftitah Dalam Shalat Sesuai Sunnah Nabi SAW. Dilengkapi Latin dan Terjemah. Serta Keutamaannya, Membuka Pintu Langit"